Irigasi
atau pengairan adalah suatu usaha mendatangkan air
dengan membuat bangunan dan saluran-saluran untuk ke sawah-sawah atau
ladang-ladang dengan cara teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi,
setelah air itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Atau dapat juga Pengairan
mengandung arti memanfaatkan dan menambah sumber air dalam tingkat tersedia
bagi kehidupan tanaman. Apabila air terdapat berlebihan dalam tanah maka perlu
dilakukan pembuangan (drainase), agar tidak mengganggu kehidupan tanaman.
Pengairan pada tanaman dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: (1) Pengairan di
atas tanah; (2) Pengairan di dalam tanah (sub irrigation); (3) Pengairan dengan penyemprotan
(sprinkler irrigation); dan (4) Pengairan tetes (drip irrigation). Untuk tanaman padi teknik pengairan yang digunakan
adalah pengairan di atas tanah.
Pemberian air pada padi sawah dalam
jaringan irigasi, terdapat 3 sistem, yaitu : sistem irigasi terus menerus,
sistem irigasi rotasi, dan sistem irigasi berselang. Kebanyakan jaringan
irigasi yang ada di Indonesia, menerapkan sistem irigasi terus menerus (continous
flow).
Sistem irigasi
terus menerus (continuous flow) dilakukan
dengan memberikan air kepada tanaman dan dibiarkan tergenang mulai beberapa
hari setelah tanam hingga beberapa hari menjelang panen. Penggunaan sistem ini,
dengan mempertimbangkan : penerimaan respon yang baik pada waktu pemupukan,
menekan pertumbuhan gulma, dan menghemat tenaga untuk pengolahan tanah.
Kebanyakan petani di Indonesia menerapkan sistem pengairan ini. Selain tidak efisien,
cara ini juga berpotensi mengurangi (1) efisiensi serapan hara nitrogen, (2)
meningkatkan emisi gas metan ke atmosfer, (3) dan menaikkan rembesan yang
menyebabkan makin banyak air irigasi yang dibutuhkan.
Irigasi bergilir (rotational irrigation) merupakan teknik irigasi
dimana pemberian air dilakukan pada suatu luasan tertentu untuk periode
tertentu, sehingga areal tersebut menyimpan air yang dapat digunakan hingga
periode irigasi berikutnya dilakukan.
Pengairan berselang (intermittent
irrigation) adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan
tergenang secara bergantian. Kondisi seperti itu ditujukan antara lain untuk :
- Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas
- Memberi kesempatan pada akar tanaman untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang lebih dalam
- Mengurangi timbulnya keracunan besi
- Mengurangi penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar
- Mengaktifkan jasad renik mikroba yang menghambat
- Mengurangi kerebahan
- Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah)
- Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
- Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)
- Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang, dan mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus
Cara pengelolaan air pada sistem pengairan berselang:
- Lakukan teknik pergiliran pengairan dalam satu musim tanam. Bibit ditanam pada kondisi tanah jenuh air dan petakan sawah dialiri lagi setelah 3-4 hari. Pengelolaan air selanjutnya diatur sebagai berikut :
- Lakukan pergiliran air selang 3 hari. Tinggi genangan pada hari pertama lahan diairi sekitar 3 cm dan selama 2 hari berikutnya tidak ada penambahan air. Lahan sawah diairi lagi pada hari ke 4. Cara pengairan ini berlangsung sampai fase anakan maksimal.
- Mulai dari fase pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus
- Sekitar 10-15 hari sebelum tanaman dipanen, petakan sawah dikeringkan
- Lakukan pengairan berdasar ketersediaan air. Perhatikan ketersediaan air selama musim tanam. Apabila sumber air tidak cukup menjamin selama satu musim, maka lakukan pengairan bergilir dengan periode lebih lama sampai selang 5 hari.
- Lakukan pengairan dengan mempertimbangkan sifat fisik tanah. Pada tanah berpasir dan cepat menyerap air, waktu pergiliran pengairan harus diperpendek.
Dari ketiga sistem di atas, sistem irigasi berselang merupakan sistem yang
dapat diandalkan. Hal tersebut, sesuai dengan pendapat Khrisnasamy et al.,
(2003) dalam Las (2007), irigasi berselang dapat meningkat hasil padi sebesar
7%, dibanding hasil pada lahan yang digenangi terus menerus, sementara hasil
padi dengan irigasi bergilir meningkat 2%. Kebutuhan air irigasi untuk sistem
penggenangan terus-menerus mencapai 725 mm, sedangkan untuk irigasi bergilir
dan berselang masing-masing 659 mm dan 563 mm.
Lebih lanjut khrisnasamy et al.,(2003) menyatakan bahwa,
produktifitas lahan pada irigasi berselang lebih tinggi 6,73 % dibandingkan
penggenangan, dan dengan sistem tersebut penggunaan air irigasi dapat dihemat
hingga 21 % lebih tinggi dari sistem penggenangan. Efisiensi irigasi dengan
sistem irigasi berselang mencapai 77%, lebih tinggi dibanding pada sistem
penggenangan terus menerus (52%) dan sistem irigasi bergilir (68%).
Pengaturan pengairan padi juga dilakukan pada saat
persemaian. Pengairan pada saat persemaian padi dapat dilakukan secara basah
ataupun kering. Pengairan pada pesemaian basah
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- ·Bedengan digenangi air selama 24 jam
- Setelah genangan itu berlangsung selama 24 jam, kemudian air dikurangi hingga keadakan macak-macak (nyemek-nyemek), kemudian benih mulai bisa disebar. Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macak-macak ini dimaksudkan agar benih yang disebar dapat merata dan mudah melekat ditanah sehingga akar mudah masuk kedalam tanah, benih tidak busuk akibat genangan air, ,emudahkan benih bernafas / mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga proses perkecambahan lebih cepat, benih mendapat sinar matahari secara langsung.
Sedangkan pengairan pada pesemaian kering
dilakukan dengan cara mengalirkan air keselokan yang berada diantara bedengan,
agar terjadi perembesan sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung,
meskipun dalam hal ini sering kali ditumbuhi oleh tumbuhan pengganggu atau
rumput. Air berperan menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan tanaman
pengganggu / rumput. Perlu diketahui bahwa banyaknya air dan
kedalamannya merupakan faktor yang memperngaruhi perkembangan semai, terutama pada
pesemaian yang dilakukan secara basah.
***
Agar benih
dalam bedengan tidak hanyut, maka air harus diatur sesuai dengan keadaan,
misalnya : bila akan terjadi hujan maka bedengan perlu digenangi air, agar benih
tidak hanyut. Penggenangan air dilakukan lagi pada saat menjelang pemindahan
bibit dari pesemaian kelahan pertanaman, untuk memudahkan pencabutan.
Ketersediaan
air irigasi untuk budidaya padi sawah makin terbatas karena :
- Bertambahnya penggunaan air untuk sektor industri dan rumah tangga
- Durasi curah hujan makin pendek akibat perubahan iklim
- Cadangan sumber air lokal juga berkurang dan,
- Terjadinya pendangkalan waduk.
Irigasi akan mempengaruhi sifat-sifat
fisik tanah, dan perkembangan rumput-rumput liar, maka teknik harus disesuaikan
dengan tuntutan irigasi, hendaklah dipilih jenis-jenis tanaman yang paling
cocok dengan adanya irigasi itu. Sebab tujuan dari irigasi adalah untuk membuat unsur hara mudah diserap
tanaman padi itu.
Area persawahan yang memperoleh irigasi
dari irigasi setengah teknis, sama halnya dengan pengairan teknis, namun dalam
hal ini PU hanya menguasai bangunan penyadap untuk dapat mengatur dan mengukur
pemasukan air, sedangkan pada jaringan selanjutnya tidak diukur dan tidak
dikuasai oleh PU. Ciri-ciri irigasi setengah teknis, air dapat diatur seluruh
sistem, tetapi yang dapat diukur hanya sebagian (primer/sekunder). Sebagian
dari bangunan irigasi masih belum permanen (sekunder/tersier),sedangkan
bangunan primer sudah permanen.
Bangunan bendungan irigasi dan saluran
primer pada umumnya sudah permanen dan dibangun oleh pemerintah melalui Dinas
Pekerjaan Umum dari Pusat atau daerah setempat. Sedangkan saluran sekunder dan
tersier umumnya belum permanen dan yang membangun serta memlihara adalah
pemerintah daerah atau masyarakat/petani setempat.
Dalam pemeliharaan saluran sekunder dan
tertier pada irigasi setengah teknis tentunya peran serta dan partisipasi
masyarakat/petani setempat sangat dibutuhkan baik dari segi tenaga maupun iuran
pembiayaan pemeliharaan saluran tersebut. Karena jika tidak dipelihara dengan
baik saluran sekunder dan tertier maka air yang ada sebagian akan terbuang
akibat perembesan air di saluran yang rusak.
Pemberian air dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pada minggu
pertama diairi setinggi 2,5 cm dari permukaan tanah, pada minggu kedua sampai
dengan minggu kedelapan air ditambah hingga 5 cm dari permukaan tanah. pada
awal minggu kesembilan sampai dengan dua minggu sebelum panen tinggi air
berkisar 7,5 cm dari permukaan tanah. Dua minggu sebelum panen air dikeringkan
sama sekali (Soemartono, dkk., 1980).
0 komentar:
Posting Komentar