Sabtu, 06 April 2013

ROBOT PERKEBUNAN UNTUK MASA DEPAN PERTANIAN


ROBOT PERKEBUNAN UNTUK MASA DEPAN PERTANIAN


Sekelompok mahasiswa asal Massachusetts Institute of Technology, Cambridge, Amerika Serikat berhasil menciptakan sebuah robot yang berguna bagi pertanian.

Robot yang belum diberi nama itu dapat melakukan pekerjaan dalam berkebun layaknya seorang petani, seperti menyiram air, memanen, dan merencanakan serta memprediksi waktu penyebaran benih tomat. Demikian yang dilansir Associated Press, Selasa (14/4/2009).
Kecanggihan lain dari robot adalah, mampu mendeteksi buah yang sudah matang, yang kemudian dipetiknya menggunakan alat khusus yang dirancang di tangannya.
Menurut pembimbing Lab Robot di MIT Daniela Rus, para mahasiswanya tersebut telah bekerja sejak mereka masuk kuliah. Pada awal semester misalnya, mereka diajarkan dasar-dasar dalam membuat robot. Setelah itu, melakukan studi tentang apa yang dibutuhkan manusia terhadap pekerjaan robot.
Huan Liu, 21 tahun, mengatakan kalau awalnya tim ini kesulitan dalam menentukan desain yang dapat mengetahui buah tomat sudah matang atau belum. Pasalnya, tingkat kematangan tiap-tiap buah berbeda. Namun, tim ini akhirnya memasang kamera untuk memantau perkembangan buah itu.
“Robot temuan kami ini diharapkan mampu memikat banyak orang. Dan bisa membantu di lingkungan peternakan dan perkebunan,” tegas Huan Liu.
Bagaimana Indonesia ?
Indonesia memiliki tantangan masa depan pertanian yang sangat kompleks. Mulai dari pembudidayaan, pengolahan pasca panen, hingga mekanisasi pertanian itu sendiri. Tidak bisa dipungkiri, masa depan pertanian ditentukan juga oleh pemanfaatan teknologi-teknologi mutakhir.
Demikian yang terangkum dalam Seminar Nasional Robotika Pertanian dengan tema “Merintis, Membangun dan Mengembangkan Robotika Pertanian sebagai Instrumen Utama Pembangunan Ketahanan Pangan Nasional”. Seminar dilaksanakan di gedung Widyaloka UB, Rabu (16/12).
Seminar menghadirkan Dirjen Perlindungan Tanaman Pangan Ir. Atik Wasiyati; Pakar Robotika Pertanian UGM Dr.Ir.Lilik Sutiarso dan; Fernando Ardilla,SST dari PENS ITS.
Menurut Ir. Ati Wasiyati, teknologi pertanian kita masih cenderung berbasis produk primer. “Orientasi teknologinya lebih diarahkan pada industri hulu dan subsistem pertanian atau on farm”, tuturnya.
Menurtnya, Indonesia harus mengagendakan strategi peningkatan pemanfaatn teknologi yang bisa mendukunmg kemandirian pangan. Hal itu bisa dilakukan melalui spesifikasi sumber daya/produk, produktivitas dan kontinuitas, serta efisiensi proses produksi. “Untuk strateginya, misalnya dengan menetapkan kawasan peningkatan produk pertanian melalui industri pengolahan”, katanya.
Peran penting teknologi robot dalam pertanian dilatar belakangi oleh banyak hal. “Antara lain aktivitas yang monoton, berbahaya, dan memerlukan banyak tenaga. Juga oleh kurangnya tenaga kerja di bidang pertanian”, ungkapnya. Selain kedua hal itu, permasalahan pada tingginya labor costs serta permintaan pasar terkait mutu produk juga menjadi pemicu digunakannya teknologi robot di dalam pertanian.
“Dengan penggunaan robot, diharapkan ada peningkatan efisiendi, efektivitas penggunaan sara produksi. Lebih akurat, minim human error dan kecelakaan kerja,” ujarnya. Baik Ati maupun Lilik sepakat, mengingat banyaknya peran yang bisa dilakukan oleh teknologi robot dalam pertanian, universitas sebagai pusat ilmu pengetahuan harus mampu mengembangkan riset-riset terkait pengembangan teknologi robotika ini.
Perlu disadari oleh kita sendiri, bahwa zaman sekarang dunia telah mengembangkan teknologi-teknologi mutakhir dari miniature hingga barang nyata seperti robot.  Semua butuh proses sehingga tidak ada harapan langsung tercapai dengan cara langsung.  Indonesia sekarang lagi proses untuk melakukan perkembangan teknologi, namun hal tersebut harus didukung oleh masyarakat Indonesia yang mencintai negeri ini terutama masyarakat yang dapat mengabdi ilmu pengetahuan untuk kemajuan bangsa.  Kebanyakan masyarakat Indonesia yang memiliki keahlian tidak mau mengabdi yang dikarenan factor antara lain banyaknya korupsi sehingga tidak adanya dana pengembangan teknologi di Indonesia ini.  Indonesia harus berubah, baik pemerintahan maupun masyarakat Indonesianya. 

0 komentar:

Posting Komentar