Selasa, 07 Mei 2013

Beras Cerdas dari Unej Solusi Atasi Impor Beras





Foto : Beras Cerdas dari Unej/UnejFoto : Beras Cerdas dari Unej/Unej
 Beras masih menjadi komoditas pangan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Walaupun tergolong negeri agraris, Indonesia justru harus mengimpor beras untuk memenuhi konsumsi masyarakatnya.
Impor beras yang dilakukan dalam jangka waktu lama dapat mengancam ketahanan nasional. Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan produktivitas beras Indonesia adalah membuat produk yang memiliki kesamaan dengan beras, baik bentuk maupun kandungan nutrisi yang ada di dalamnya.

Beruntung, Universitas Jember (Unej) telah menghasilkan produk tepung singkong yang diberi nama Modified Cassava Flour (MOCAF) atau kerap disebut MOCAF. Produk ini menjadi alternatif pengganti beras yang menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia.

Produk turunan tepung singkong ini menggunakan prinsip memodifikasi sel singkong secara
fermentasi. Melalui proses fermentasi dihasilkan karakteristik khas, sehingga dapat digunakan sebagai food ingredient dengan skala sangat luas.

Sejak dua tahun lalu, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Pusat, BKP Provinsi Jawa Timur, dan Unej pun bekerjasama untuk mengembangkan produk menyerupai beras dengan bahan baku tepung MOCAF yang disebut sebagai beras analog. Hasil kerjasama tersebut, berhasil dikembangkan prototipe beras analog yang disebut dengan Beras Cerdas.

Beras Cerdas memiliki lima konsep cerdas. Pertama, cerdas dalam bahan baku. Artinya beras tersebut dikonstruksikan dari tepung-tepung lokal khususnya MOCAF dan berbahan bahan baku yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan target konsumen.

Dua, cerdas dalam proses yang berarti beras tersebut diproses dengan teknologi yang mudah dan murah, sehingga dapat diproduksi dengan peralatan yang bisa dibuat oleh putera Indonesia. Ketiga, cerdas dalam cara masak. Beras tersebut dapat dimasak dengan cara sederhana meniru kebiasaan orang Indonesia dalam mengolah beras dan sekali memasak akan mendapatkan masakan yang lengkap. Demikian dinukil dari laman Unej, Selasa (19/3/2013).

Keempat, cerdas dalam pemanfaatan bagi kesehatan. Dengan bahan baku yang cerdas, beras yang dihasilkan dapat disesuaikan untuk target spesifik untuk kesehatan, baik untuk anak rawan gizi, ibu hamil, maupun penderita diabet. Terakhir, cerdas untuk pembangunan nutrisi, ekonomi, dan kesejahteraan rakyat.

Hingga saat ini, telah ditemukan teknologi dan beberapa formula "beras cerdas", di antaranya, beras cerdas reguler, beras cerdas fortifikasi, dan beras cerdas campuran. Teknologi yang diciptakan bersifat aplikatif, praktis sehingga mudah disosialisasikan pada masyarakat agar mau menerima produk-produk ini beserta desiminasi paket-paket teknologi.

Menindaklanjuti hasil penemuan tersebut, pada tahun anggaran 2012 dilaksanakan "Pengadaan Alat Pengolahan Beras Analog" untuk melakukan industrialisasi "Beras Cerdas" dengan bahan baku MOCAF di Kabupaten Jember (dua buah), Ponorogo, dan Blitar. Unit produksi tersebut mampu menghasilkan Beras Cerdas dengan kapasitas masing-masing satu ton per hari.

Industrialisasi Beras Cerdas akan mempunyai dampak ikutan yang sangat signifikan bagi pembangunan nasional. Sebab, selain meningkatkan konsumsi pangan nonberas dan nonterigu, inovasi tersebut juga menyediakan lapangan pekerjaan, meningkatkan nilai tukar petani singkong, dan meratakan pembangunan sampai ke pelosok desa penghasil singkong.

0 komentar:

Posting Komentar