Aplikasi teknologi EM bidang pertanian dapat dilakukan dalam bentuk :
- Bokashi Padat
- Bokashi Cair
- EM Aktif
- Fermentasi Ektrak Tanaman
- Fermentasi Sari Buah
- Fermentasi Kaldu Ikan
- EM-5
1.BokashiPadat
Merupakan pupuk organic yang dibuat dari kotoran hewan, sampah, organic, jerami, sekam, serbuk kayu, serasah dan lain – lain, dicampur ( dedak, disiram, dengan EM dan Molase, selanjutnya difermentasi. Setelah difermentasi 1-2 minggu campuran bahan organic telah menjadi pupuk siap pakai, ditandai dengan adanya bau tape serta miselium putih dari cendawan mukor. Penggunaannya dibenamkan kedalam tanah disekitar daerah perakaran tanaman. Pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman akan lebih baik lagi bila disertai siraman EM-aktif setiap 1 – 2 minggu sekali.
Merupakan pupuk organic yang dibuat dari kotoran hewan, sampah, organic, jerami, sekam, serbuk kayu, serasah dan lain – lain, dicampur ( dedak, disiram, dengan EM dan Molase, selanjutnya difermentasi. Setelah difermentasi 1-2 minggu campuran bahan organic telah menjadi pupuk siap pakai, ditandai dengan adanya bau tape serta miselium putih dari cendawan mukor. Penggunaannya dibenamkan kedalam tanah disekitar daerah perakaran tanaman. Pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman akan lebih baik lagi bila disertai siraman EM-aktif setiap 1 – 2 minggu sekali.
2.BokashiCair
Dibuat dari kencing hewan ( sapi, babi, kelinci ) diberi/dicampu dengan EM dan molase difermentasi selama kurang lebih seminggu. Cara penggunaanya dicampur dengan air disiramkan ke tanah disekitar daerah perakaran. Sangat baik disiramkan diatas taburan bokashi. Enggunaan secara rutin selain memperbaiki fisik dan kimia tanah, dapat menekan berbagai pathogen secara efektif.
Dibuat dari kencing hewan ( sapi, babi, kelinci ) diberi/dicampu dengan EM dan molase difermentasi selama kurang lebih seminggu. Cara penggunaanya dicampur dengan air disiramkan ke tanah disekitar daerah perakaran. Sangat baik disiramkan diatas taburan bokashi. Enggunaan secara rutin selain memperbaiki fisik dan kimia tanah, dapat menekan berbagai pathogen secara efektif.
3.FermentasiEktrakTanaman
Formula ini lebih dikenal dengan nama fermented plant ekstrak (FPE) FPE dapat dibuat dari campuran berbagai tanaman rempah dan obat, tanaman yang berbau khas diambil daunnya saja, batang, kulit akar maupun buah. Bagian-bagian tanaman ini diektrak dan difermentasi dengan EM dan molase selama seminggu.
Formula ini lebih dikenal dengan nama fermented plant ekstrak (FPE) FPE dapat dibuat dari campuran berbagai tanaman rempah dan obat, tanaman yang berbau khas diambil daunnya saja, batang, kulit akar maupun buah. Bagian-bagian tanaman ini diektrak dan difermentasi dengan EM dan molase selama seminggu.
4.EMAktif
Dibuat dari EM asli dan molase yang dicampur dengan air sampai mencapai 20 kali kemudian difermentasi selama seminggu. Dalam pemanfaatannya diencerkan lagi dengan air sampai mencapai konsentrasi 1-2 permil disemprotkan pada daun tanaman atau disiramkan kedalam tanah. FPE dapat dipergunakan sebagai pengganti pestisida maupun fungisida, disemprotkan pada daun diatas tanah. Setiap hama biasanya peka terhadap ramuan tertentu. Meramu FPE merupakana seni tersendiri.. Banyak petani membuat ramuan sendiri untuk memberantas hamanya, tetapi Pak Oles telah membuat ramuan siap pakai yang diberi nama SAFERTO-5 ( Sari Fermentasi Tanaman Obat ) FPE disemprotkan pada tanaman secara berkesinambungan setiap 2 minggu. Karena pengaruh antioksidan dan bau yang khas, hama tidak kerasan dan pergi meninggalkan tanaman dengan tidak akan ada eksplosi dari hama.
Dibuat dari EM asli dan molase yang dicampur dengan air sampai mencapai 20 kali kemudian difermentasi selama seminggu. Dalam pemanfaatannya diencerkan lagi dengan air sampai mencapai konsentrasi 1-2 permil disemprotkan pada daun tanaman atau disiramkan kedalam tanah. FPE dapat dipergunakan sebagai pengganti pestisida maupun fungisida, disemprotkan pada daun diatas tanah. Setiap hama biasanya peka terhadap ramuan tertentu. Meramu FPE merupakana seni tersendiri.. Banyak petani membuat ramuan sendiri untuk memberantas hamanya, tetapi Pak Oles telah membuat ramuan siap pakai yang diberi nama SAFERTO-5 ( Sari Fermentasi Tanaman Obat ) FPE disemprotkan pada tanaman secara berkesinambungan setiap 2 minggu. Karena pengaruh antioksidan dan bau yang khas, hama tidak kerasan dan pergi meninggalkan tanaman dengan tidak akan ada eksplosi dari hama.
5.Fermentasi Sari buah
Pada musim buah-buahan yang terbuang Buah-buah yang telah masak ini banyak mengandung nutrisi. Buah ini dapat diolah menjadi pupuk cair disemprotkan pada daun setelah buah-buahan diekstrak dan difermentasi dengan EM dan Molase. Produksi yang serupa namun bahannya dari rumput laut, telah dibuat oleh pak Oles dengan merek dagang SARULA-3. Penyemprotan tanaman secara rutin dengan formula ini dapat memacu pertumbuhan tanaman, merangsang pembentukan bunga dan buah.
Pada musim buah-buahan yang terbuang Buah-buah yang telah masak ini banyak mengandung nutrisi. Buah ini dapat diolah menjadi pupuk cair disemprotkan pada daun setelah buah-buahan diekstrak dan difermentasi dengan EM dan Molase. Produksi yang serupa namun bahannya dari rumput laut, telah dibuat oleh pak Oles dengan merek dagang SARULA-3. Penyemprotan tanaman secara rutin dengan formula ini dapat memacu pertumbuhan tanaman, merangsang pembentukan bunga dan buah.
6.Fermentasi Kaldu Ikan
Seperti halnya sari buah, kaldu ikan juga kaya akan nutrisi, kaldu ikan dapat dibuat menjadi pupuk cair disiramkan kedalam tanah untuk memperbaiki fisik, kimia, dan biologi tanah. Dalam pembuatannya ikan dipotong kecil-kecil direbus dan setelah kaldunya dingin difermentasi dengan air dan molase. Fermentasinya lebih lama sekitar 1 bulan. Fermented Fish Emulsion ini siap pakai bila telah tercium bau alcohol. Bila busuk berarti pembuatannya gagal karena terkontaminasi pathogen.
Seperti halnya sari buah, kaldu ikan juga kaya akan nutrisi, kaldu ikan dapat dibuat menjadi pupuk cair disiramkan kedalam tanah untuk memperbaiki fisik, kimia, dan biologi tanah. Dalam pembuatannya ikan dipotong kecil-kecil direbus dan setelah kaldunya dingin difermentasi dengan air dan molase. Fermentasinya lebih lama sekitar 1 bulan. Fermented Fish Emulsion ini siap pakai bila telah tercium bau alcohol. Bila busuk berarti pembuatannya gagal karena terkontaminasi pathogen.
7.EM-5
EM-5 adalah campuran dari arak, cuka EM-4 molase dan air. Cara pembuatan dan pengemasannya dengan FPE. EM-5 ini adalah pestisidaorganik dengan teknologi EM untuk memberantas hama khusus untuk EM-5 dapat disimpan sampai 3 bulan asalkan tidak terkontaminasi pathogen.
EM-5 adalah campuran dari arak, cuka EM-4 molase dan air. Cara pembuatan dan pengemasannya dengan FPE. EM-5 ini adalah pestisidaorganik dengan teknologi EM untuk memberantas hama khusus untuk EM-5 dapat disimpan sampai 3 bulan asalkan tidak terkontaminasi pathogen.
Berdasarkan jenis tanaman yang diusahakan serta type tanah, aplikasikan teknologi EM dibidang pertanian dibedakan dalam 3 cara :
- Aplikasi EM dilahan basah untuk tanaman padi sawah
- Aplikasi EM dilahan kering untuk tanaman palawija, sayuran dan tanaman semusim
- Aplikasi EM dilahan kering untuk tanaman tahunan seperti buah-buahan, cengkeh, kopi, kakau dan lain-lain.
Aplikasi Teknologi EM untuk Tanaman Padi Sawah
Masalah yang sering dialami oleh para petani padi sawah saat ini antara lain :
- Sering terjadi kelangkaan pupuk, dilain pihak pihak jadwal waktu pemupukan harus tepat.
- Biaya produksi selalu mengalami peningkatan disebabkan karena jumlah dan jenis sarana produksi yang dipergunakan terus meningkat.
- Meskipun penggunaan sarana produksi meningkat tidak diikuti oleh peningkatan produktifitas; produktivitas lahan sawah cenderung mengalami penurunan
- Air irigasi semakin terbatas dimusim kemarau dan kebanjiran dimusim hujan, resiko kegagalan panen oleh iklim dan hama semakin besar.
Secara
bertahap namun pasti teknologi EM mampu menjawab masalah dan tantangan
tersebut diatas. Teknologi EM adalah teknologi biaya rendah karena
menggunakan limbah daur ulang dari sisa-sisa pertanian itu sendiri.
Teknologi EM mudah dilaksanakan, mudah diajarkan kepada para petani,
tidak membahayakan bagi petani maupun konsumen. Produktivitasnya
berkelanjutan (tidak mengalami penurunan) dan akrab lingkungan.
Berkualitas tinggi tidak tercemar kimia dan memerlukan air irigasi
relative lebih sedikit dibanding dengan teknologi konvensional. Semakin
lama sumberdaya alam terutama tanah, air dan udara semakin kecil
mengakibatkan derajat kesehatan umat manusia akan semakin membaik.
Langkah-langkah penerapan teknologi EM untuk padi sawah adalah sebagai berikut :
1.PersiapanLahan
Sehabis panen, jerami jangan dibakar tapi dibabat rata diatas tanah, hamparkan dipermukaan tanah, serasah, rerumputan dan kotoran hewan juga disebar secara merata, taburkan juga bokashi 2 ton per hektar, genangi dengan air yang diberi EM aktif sekurang-kurangnya 100 liter em aktif per hektar. Genangan ini dibiarkan sekitar 3-4 minggu.
Sehabis panen, jerami jangan dibakar tapi dibabat rata diatas tanah, hamparkan dipermukaan tanah, serasah, rerumputan dan kotoran hewan juga disebar secara merata, taburkan juga bokashi 2 ton per hektar, genangi dengan air yang diberi EM aktif sekurang-kurangnya 100 liter em aktif per hektar. Genangan ini dibiarkan sekitar 3-4 minggu.
2.Pengairan
Setiap 2 minggu tanaman perlu disemprot dengan em aktif atau FPE dengan konsentrasi 1 (satu) permil, sampai tanaman padi dipanen. Pada saat awal masih diperlukan pupuk urea dengan dosis 50% dari dosis anjuran mengingat lahan sawah sekarang sudah sangat miskin dengan unsur “N”. Apabila dicermati akan ditemukan hal-hal sebagai berikut :
Setiap 2 minggu tanaman perlu disemprot dengan em aktif atau FPE dengan konsentrasi 1 (satu) permil, sampai tanaman padi dipanen. Pada saat awal masih diperlukan pupuk urea dengan dosis 50% dari dosis anjuran mengingat lahan sawah sekarang sudah sangat miskin dengan unsur “N”. Apabila dicermati akan ditemukan hal-hal sebagai berikut :
- Umur padi lebih panjang dari sebelumnya.
- Pada saat panen daun bendera sebagian masih hijau.
- Tanaman lebih tinggi dan jumlah anakan lebih banyak.
- Prosentasi biji hampa menurun, berat gabah seragam dan lebih berat dari sebelumnya.
- Semakin lama solum tanah semakin dalam, biota tanah seperti cacing, belut dan larva capung nampak lebih menonjol.
- Produktivitas meningkat. Petani lebih bergairah.
Aplikasi EM di Lahan Kering Tanaman Semusim
Tanaman
semusim dalam uraian ini meliputi tanaman palawija seperti jagung,
kacang tanah, kedelai tanaman sayur-sayuran, cabai tomat. Teknologi EM
terhadap tanaman ini dapat dilaksanakan dalam minimum tillage malah
tanpa pengolahan tnah sama sekali ( zero tillage). Yang lebih menarik
lagi ialah bahwa dengan teknologi EM dapat dilaksanakan cara bercocok
tanam yang disebut continuous cropping yaitu cara bercocok tanam tanpa
pergiliran tanaman tanpa ke khawatiran adanya serangan hama dan penyakit
tanaman. Tentu hal tersebut baru akan berhasil baik setelah beberapa
generasi. Teknologi EM yang memanfaatkan tenaga alam (power nature)
melalui proses fermentasi bahan organic oleh mikroorganisme yang berguna
akan dapat merubah kondisi biologis tanah dari tanah yang berpenyakit (
soil borne disease) menjadi tanah yang menekan penyakit ( disease
suppreasive soil ). Tanah zymogenic dan tanah sintetik itu tanaman akan
dapat berporoduksi secara normal sebab bahan organic dalam tanah akan
difermentasi bukan diurai dan menghasilkan alcohol, gula, asam amino dan
asam organic lainnya, senyawa ini berbeda dengan teori lama yang
mengatakan bahwa akar tanaman hanya menyerap unsure anorganik dari
penguraian bahan organic.
Oleh
sebab itu bercocok tanam dengan teknologi EM dapat diselenggarakan
dengan mudah, murah, ramah lingkungan serta hanya dengan waktu 1 – 2
minggu dapat dihasilkan bokashi siap pakai. Untuk maksud tersebut
langkah yang diperlukan adalah :
Penyiapan lahan :
- Untuk pertama kali tanah perlu dicangkul atau dibajak dan dilanjutkan dengan membuat bedengan dengan ukuran yang sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Siapkan bokashi kurang lebih 2 ton dan kompos 20 ton / ha.
- Taburkan kompos dan bokashi diats bedengan, campurkan tanah dengan kompos dan bokashi.
- Tutup bedebfab dengan mulsa tebal minimal 5 cm
- Siram dengan EM aktif dengan konsentrasi 1 / mil sekurang-kurangnya 1 liter perm m2
Persiapan bibit :
- Tanah untuk persemaian dicampur dengan bokashi arang sekam diolah sebagai mana mestinya, disiram dengan larutan EM aktif dengan kosentrasi 1 %.
- Biji sebelum disebar direndam dengan larutan EM aktif dengan konsentrasi satu per seribu (1%) biji kecil seperti wortel dan selama 20 – 30 menit, biji mentimun 30 – 60 menit dan biji besar ( jagung kacang tanah dll ) selama 2-3 jam.
- Selama dipembibitan ( persemaian ) bibit disemprot dengan EM aktif atau FPE setiap minggu.
- Menjelang ditanam bibit dicelupkan kedalam larutan EM aktif dengan konsentrasi 1%.
- Penanaman dan pemeliharaan
- Taburkan bokashi 100 gram per m2 dilanjutkan dengan penanaman bibit.
- Siram dengan EM aktif 1-2 permil sebanyak 1 liter/m2
- Semprot dengan FPE 1 – 2 per mil setiap 1- 2 minggu, siram dengan EM aktif setiap 1 – 2 minggu sekali.
- Tanaman mati dan tanaman tua dicabut diganti atau disulam dengan bibit besar, gulma dicabut langsung dipakai mulsa pertahankan kelembababan dengan cara mulsa setiap 3-4 bulan dengan cara ini tidak diperlukan pengolahan tanah dan dapat dilaksanakan pola pertanaman berkelanjutan baik dengan pola tanaman khusus maupun tanaman campuran.
Aplikasi Untuk Tanaman Keras
Tanaman
keras yang dimaksud adalah tanaman tahunan meliputi kopi, cengkeh,
kakau, kelapa, tanaman buah-buahan, tanaman kayu seperti jati, sengon,
gaharu, cendana dan lain-lain. Aplikasi EM pada budidaya tanaman
tersebut dapat dilakukan dengan mudah oleh petani tanpa merubah
kebiasaan dari petani yang bersangkutan. Aktivitas yang dilakukan antara
lain :
1. Pemupukan
- Pupuk dapat diberikan dalam bentuk bokashi yang telah jadi maupun dalam bentuk kompos.
- Pemberian pupuk dalam bentuk Bokashi dapat dibenamkan dalam lubang – lubang disekitar daerah perakaran atau dibenmkan dalam lubang melingkar sejauh tajuk atau daun.
- Pada lahan miring untuk tanaman kopi cengkeh dan lain – lain, biasanya petani membuat rorak-rorak untuk mengurangi run off pada rorak ini dimasukan sampah serasah dedaunan bahkan pupuk kandang.
- Pada cara yang kedua, petani tinggal menyuiramkan EM aktif dengan konsentrasi 2/mil setiap minggu. Bila petani sempat menyiapkan bokashi lakukanlah seperti cara pertama, lakukan pemupukan 2 kali dalam setahun dosis sekurang-kurangnya 2 ton per hektar setiap kalinya.
- Baik cara pertama maupun cara yang kedua perlu diimbangi penyiraman dengan EM aktif atau penyiraman dengan fermentasi kaldu ikan setiap dua minggu sekali.
- Hal ini diperlukan agar keragaman microorganisme dalam tanah dapat terjaga demikian pula kelembabanya sehingga mikroorganimse yang berguna dapat berbiak secara optimal.
- Menjaga agar tanah selalu lembab adalah salah satu kunci keberhasilan dalam teknologi EM, Hal ini dapat dicapai dengan cara memberikan mulsa dengan ketebalan 30 cm.
2. Penyemprotan tanaman dengan EM aktif, FPE atau fermentasi sari buah
Penyemprotan
tanaman dengan ketiga jenis formula tersebut dapat dilakukan secara
bergiliran. Hal ini dimaksudkan untuk menekan pertumbuhan pathogen serta
memaksimalkan pertumbuhan daun, kuncup, bunga karena formula-formula
tersebut dapat menampung pertumbuhan tanaman, mempercepat masaknya buah,
mengurangi buah busuk, meningkatkan aktivitas asimilasi dan lain –
lain.
3. Penanggulangan Penyakit Pada Batang
Banyak
penyakit yang menyerang batang apabila dibiarkan dapat berakibat fatal.
Untuk mengatasinya, celupkan kain roll kedalam EM aktif atau FPE atau
EM-5 dengan kosentrasi 2 % balutkan pada batang, bila telah kering
ulangi dengan prosedur yang sama.
Semoga banyak petani beralih ke Organik, Peran Penyuluh sangat diharapkan. Agar kita siap menghadapi MEA.